Pendahuluan
Ergonomi
berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan),
secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Konsep
ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas
manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara
lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.
(K3, 2011)
Dalam
buku Human Dimension and Interior Space dituliskan bahwa ergonomi dirumuskan
sebagai teknologi perancangan kerja yang didasarkan pada ilmu-ilmu biologi
manusia, anatomi, fisiologi, dan psikologi.

Ergonomi
berfungsi untuk kenyamanan manusia dalam menjalankan aktivitasnya dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu kegiatan manusia
yang perlu diperhatikan kenyamanan dan keselematan adalah aktivitas yang di
lakukan di dalam dapur.
Pembahasan
Dalam proses rancang bangun perlu diperhatikan mengenai
ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data anthropometrinya. Dalam kasus ini dibahas
mengenai tempat kerja
yaitu ruang dapur, apakah perancangannya telah ergonomis sehingga si pemakai
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Aspek-aspek yang harus
dipenuhi dalam perancangan tersebut adalah:
1. Aspek
Kesehatan
Ø Sebaiknya terdapat
2 tempat sampah dalam dapur, di mana satu
tempat sampah untuk membuang kaleng, kertas, plastik (anorganik), sementara
tempat sampah yang lain untuk membuang sampah organik.
Ø Kompor dua tungku yang diletakkan begitu saja di atas meja
menyebabkan tinggi penggorengan bertambah + 20 cm, yang menyebabkan proses
menggoreng tidak terjadi dalam postur tubuh ideal.
2. Aspek Kenyamanan
Ø Pencahayaan untuk bagian yang
paling lama digunakan dan banyak
aktivitas yang dilakukan pada bagian tersebut mendapat
pencahayaan terbesar.
3. Aspek Keamanan
Ø aspek keamanan
dari kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan pada
tabung gas LPG , maka penyimpanan tabung LPG sebaiknya jangan terlalu dekat
dengan kompor dan harus ada saluran udara yang cukup
Ø Peletakan benda tajam dan benda
mudah pecah harus dibedakan dan di pisah.
4. Aspek Efisiensi
sistem perletakan
peralatan di dapur serta desain memperhatikan alur kerja, sehingga menyebabkan
pekerjaan di dapur menjadi efisien.
Desain Ruang Dapur
Desain yang
menerapkan ilmu ergonomi pada dapur menekankan pada fungsi dapur untuk
memasak-mencuci-setrika agar tidak Beberapa prinsip
dasar yang harus dipenuhi dalam mendesain dapur adalah : saling menghalangi namun jaraknya tidak terlalu jauh,
A. Meja unit kitchen et
Menurut Gily Love dalam Hadid (2011). ketinggian meja
racik harus sama dengan tinggi pinggul, agar lengan tetap santai ketika sedang
bekerja. Namun untuk pekerjaan yang lebih berat, sebaiknya menggunakan
ketingian yang sedikit lebih rendah.

B. Tempat Mencuci
Gilly Lovedalam Hadid (2011) merekomendasikan
sink ganda daripada sink tunggal. Dengan sink ganda, piring bisa dicuci di satu
sink dan dibilas di sink yang lain. Demikian pula saat mencuci bahan makanan,
satu sink bisa digunakan untuk mencuci ikan sementara sink lain untuk mencuci
sayuran

Imelda Akmal dalam Hadid (2011) memberikan
rekomendasi pewujudan dapur yang aman pada
area mencuci adalah:
1. Ketinggian bak cuci harus sesuai dengan pengguna
sehingga tidak perlu membungkuk untuk menjangkau dasar bak. Tinggi bak cuci
sebaiknya 70 – 80 cm dari lantai.
2. Utilitas area cuci seperti pipa dan saluran
pembuangan air harus sangat rapat, tidak bocor dan mengembun.
C. Zona penyimpanan
Zona penyimpanan menyangkut penyimpanan bahan
makanan, dan penyimpanan alat-alat masak maupun
makan/minum. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan adalah jenis
lemari yang dipakai. Lemari yang kerap dipakai adalah lemari pendingin yang
menyatu dengan freezer. Alat pendingin ini harus memiliki ventilasi
yang cukup -baik di atas maupun belakang- agar bisa berfungsi dengan aman dan
ekonomis (Love dalam Hadid: 2011).
D. Posisi yang Aman Saat Memasak di Dapur
Posisi yang aman
pada saat melakukan aktivitas di dapur yaitu:
o
Postur tubuh ideal saat mengiris .
Ukuran tinggi meja kerja untuk mengiris berdasarkan antrophometri adalah 90
cm.
o
Postur tubuh ideal saat mengulek
Ukuran tinggi meja
untuk aktifitas menguleg yang sesuai denagn postur tubuh berdasarkan
antrophometri adalah 70 cm ( min ). Tinngi meja lebih rendah
o
Postur tubuh ideal saat memasak
ukuran tinngi meja
kompor yang ideal dan sesuai dengan postur tubuh berdasarkan antrophometri
adalah 70 cm, sehingga nantinya tinggi kompor kan sejajar dengan tinngi meja
racik.
o
Postur tubuh ideal saat mencuci (teori)
ukuran tinggi meja
sink yang sesuai dengan postur tubuh berdasarkan antrophometri adalah 90 cm
sejajar dengan meja kompor dan meja racik.